Jokowi
sudah mengunjungi tempat pelelangan ikan Tegal Sari, kota Tegal, Jawa Tengah
pada hari Kamis, 19 Juni 2014 kemarin. Kedatangan calon presiden bernomor urut
dua yang berpasangan dengan cawapres Jusuf Kalla itu pun dimanfaatkan dengan
baik oleh para nelayan yang ada di tempat tersebut. Kemudian para nelayan pun
mencurahkan seluruh isi hati dan yang menjadi keluhan mereka mengenai sulitnya
hidup menjadi nelayan di Indonesia. Dialog itu pun berlangsung di lapangan
terbuka yang ada di bagian tengah tempat pelelangan ikan tersebut. Bau amis dan
jalan yang becek pun harus dilalui oleh pria bernama lengkap Joko Widodo ini.
Jokowi
pun menaiki kursi kayu panjang dengan dikelilingi ratusan orang, di antaranya
adalah nelayan. Dialog Jokowi dan nelayan itu hanya menggunakan pengeras suara
berukuran kecil saja. Salah seorang nelayan yang diketahui bernama Sumarso
meminta kepada Jokowi supaya pelayanan izin hanya dibuat satu pintu saja agar
prosesnya bisa berjalan lebih cepat dan mudah. Sebab menurut Sumarso, izin untuk
melaut untuk para nelayan sangatlah sulit didapatkan. Pertama-tama, para nelayan
harus melalui izin dari banyak meja. Yang kedua, nelayan pun harus membayar
pungutan tertentu yang tentu saja di luar prosedur yang berlaku. Dan yang ketiga,
waktu untuk mendapatkan izin melaut itu sangatlah lama, bahkan bisa mencapai satu
tahun lamanya.
Rumitnya
sistem birokrasi itu pun pada akhirnya berimbas pada aktivitas yang harus
dilakukan oleh para nelayan. Kadang, apabila izin tidak segera keluar, ada nelayan
yang nekat melaut. Alhasil, di tengah laut mereka pun ditangkap karena tidak
mempunyai kelengkapan surat izin. Kemudian situasi itu pun menjadi semakin
rumit saja lantaran ada oknum Polairud yang meminta uang supaya nelayan itu
tidak dikenai tilang. Menurut Sumarso, oknum tersebut biasanya terus
mencari-cari alasan supaya nelayan bisa ditangkap. Di samping itu, para nelayan
juga mengeluhkan persoalan kedua kepada mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Persoalan itu adalah mengenai sulitnya mereka untuk mendapat solar sebagai
bahan bakar kapal yang ingin melaut.
Menurutnya,
kelangkaan solar yang sering terjadi itu justru dapat mengakibatkan aktivitas
melaut para nelayan menjadi tidak terjamin dan selalu terhambat. Oleh karena
itu, bila solar langka, maka tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan
nelayan selain memancing ikan seadanya.
Post a Comment