Ruhut Sitompul mengaku, bahwa dirinya berubah pikiran setelah melihat slogan yang diusung oleh pasangan Jokowi-JK, yaitu Indonesia Hebat. Menurut penilaiannya, kalimat tersebut merupakan bentuk pujian secara tidak langsung yang ingin diberikan kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menganggap, pasangan Jokowi-JK mengakui keberhasilan SBY selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden di Indonesia, sehingga diberi nama Indonesia Hebat.
Ruhut Sitompul pun membandingkan dengan slogan yang diusung oleh pasangan capres – cawapres bernomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yakni Indonesia Bangkit. Di samping itu, Ruhut juga mengaku bahwa pilihannya kepada Jokowi-JK juga dilandaskan oleh rasa kecewa terhadap sikap partai-partai koalisi yang tidak mendukung SBY dengan sepenuh hati. Terlebih lagi ia melanjutkan, jika Prabowo-Hatta cenderung mengkritik pemerintahan Presiden SBY dengan menyebutkan adanya kebocoran anggaran. Padahal menurut Ruhut, Prabowo-Hatta di hadapan ratusan pengurus Demokrat sudah berjanji ingin meneruskan program SBY.
Ruhut Sitompul mengaku bahwa dirinya kritis, karena melihat pasangan tersebut yang justru tidak konsisten. Mereka didukung oleh partai koalisi pemerintahan yang sekarang, tetapi malah menyerang SBY dengan menyebut kebocoran itu. Menurut Ruhut, seharusnya dia bisa berkaca dan tanyakan dulu ke Pak Hatta. Bukan hanya itu saja, tetapi Ruhut juga mengaku sudah bisa memaafkan masa lalu PDI Perjuangan, sebagai partai oposisi yang juga sering mengkritik pemerintahan SBY. Ia pun menceritakan soal kegagalannya maju sebagai Ketua Komisi III DPR, yang pada akhirnya diraih oleh teman satu partainya, Pieter C Zulkifli. Ruhut mengatakan, pada saat pemilihan itu, partai koalisi yang lain justru menyerang dirinya, sedangkan PDI-P tidak.
Post a Comment