Hashim
Djojohadikusumo yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra
mengatakan bahwa tulisan yang terdapat di blog salah seorang wartawan
investigasi, yaitu Allan Nairn, yang diklaim merupakan hasil wawancara off the record dengan calon presiden
bernomor urut satu, Prabowo Subianto hanyalah sampah. Maka dari itu, ia tidak
ingin memberikan tanggapan apapun. Ya, Hashim mengungkapkan hal tersebut pada
saat diwawancarai oleh wartawan setelah dirinya menemui Pelaksana Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balaikota Jakarta pada pekan
lalu.
Seperti
yang diketahui, pada blog pribadinya di www.IndoMasterBola.com,
Allan Nairn membuat posting
tulisan dengan berjudul Do I Have
Guts, Prabowo Asked, Am I Ready To Be Called A Fascist Dictator?.
Tulisan itu pun berisi wawancara off
the record Allan dengan Prabowo Subianto yang dilakukan pada bulan Juni
dan Juli 2001 lalu. Pada tulisan di blognya itu, Allan mengatakan, karena
sekarang ini Prabowo nyaris merebut kekuasaan negara, maka ia kembali memeriksa
catatan-catatan wawancara yang pernah dilakukannya. Ia pun menjadi sadar bahwa
apa yang dikatakan oleh Prabowo pada saat itu telah menjadi relevan pada saat
ini.
Pada
saat wawancara itu dilakukan, Allan sendiri sedang melakukan penyelidikan terhadap
beberapa kasus pembunuhan yang terjadi baru-baru itu. Menurut Allan, Prabowo
berbicara mengenai demokrasi, fasisme, kebijakan membunuh dalam tubuh TNI/ABRI,
dan juga hubungan yang terjalin antara dirinya dengan Pentagon dan intelijen
Amerika yang sudah berlangsung sejak lama dan tertutup.
Menurut
pendapat Allan, ia sudah mencoba untuk menghubungi Prabowo terlebih dulu untuk
meminta izin mengungkap komentar-komentarnya di hadapan publik. Dan menurut
Allan, ia justru tidak mendapat balasan apapun dari capres yang berpasangan
dengan cawapres Hatta Rajasa itu. Oleh sebab itu, Allan pun mengambil keputusan
untuk meneruskan rencananya itu. Sebab menurut penilaian Allan, ia berpikir
kerugian yang ia hadapi pada saat melanggar anonimitas yang ia janjikan kepada
Prabowo tidak sebanding lurus dengan kerugian yang lebih besar apabila seluruh
rakyat Indonesia yang pergi ke tempat pemungutan suara tidak mengetahui dengan
jelas fakta-fakta penting yang selama ini tidak bisa mereka akses.
Post a Comment