Nuning
Kertopati yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura berpendapat,
jika tudingan Tim Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mengenai adanya peran hacker atau peretas asing di dalam proses
rekapitulasi suara yang telah dirampungkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
terlalu berlebihan. Sebab menurut pandangannya, hal tersebut tidak mungkin bisa
terjadi lantaran proses rekapitulasi itu sendiri dilakukan dengan cara manual.
Seperti yang diungkapkan Nuning lewat pesan singkatnya, secara pribadi ia
merasa jika tudingan tersebut berlebihan karena proses itu sendiri dilakuakn
dengan manual dan Jokowi memang sudah memenangkan Pilpres 2014 ini.
Nuning Kertopati pun melontarkan kritik untuk timses Prabowo Subianto dan Hatta
Rajasa yang hanya mempersoalkan daerah-daerah yang berhasil dimenangkan oleh
pasangan dengan nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurut penilaian
dirinyaa, apabila memang ada peran peretas di dalam proses rekapitulasi
tersebut, maka peluang yang sama juga akan terjadi pada daerah-daerah yang
dimenangkan oleh kubu Prabowo-Hatta.
Nuning Kertopati yang merupakan Anggota Komisi I DPR RI itu pun mempertanyakan, apakah timses Prabowo-Hatta juga sudah mencari tahu wilayah-wilayah tersebut juga di-hack atau tidak? Seperti yang diketahui, sebelumnya Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menuding adanya 37 peretas asal Korea dan Tiongkok yang sudah menggelembungkan suara pada Pemilu Presiden 2014 kemarin. Seperti yang dilansir dari Antaranews.com, Yunus mengungkapkan jika terdapat 4 juta suara yang telah dimanipulasi.
Menurut pendapatnya, para peretas itu telah melakukan manipulasi pada suara golput yang terdapat di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah IstimewaYogyakarta, dan juga Sulawesi Utara. Dan hingga sekarang ini, menurut pengakuannya kasus tersebut sedang berada dalam penanganan Bareskrim Polri dan sedang dilaporkan kepada Bawaslu. Sementara itu untuk menanggapi tudingan tersebut, Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia pun langsung mendatangi Rumah Polonia untuk memberi klarifikasi terkait dengan pemberitaan seputar adanya peretas yang melakukan manipulasi suara pada Pilpres 2014. Mereka mengungkapkan, tidak ada satu pun warga Korea Selatan yang ditahan berhubungan dengan kasus tersebut.
Nuning Kertopati yang merupakan Anggota Komisi I DPR RI itu pun mempertanyakan, apakah timses Prabowo-Hatta juga sudah mencari tahu wilayah-wilayah tersebut juga di-hack atau tidak? Seperti yang diketahui, sebelumnya Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menuding adanya 37 peretas asal Korea dan Tiongkok yang sudah menggelembungkan suara pada Pemilu Presiden 2014 kemarin. Seperti yang dilansir dari Antaranews.com, Yunus mengungkapkan jika terdapat 4 juta suara yang telah dimanipulasi.
Menurut pendapatnya, para peretas itu telah melakukan manipulasi pada suara golput yang terdapat di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah IstimewaYogyakarta, dan juga Sulawesi Utara. Dan hingga sekarang ini, menurut pengakuannya kasus tersebut sedang berada dalam penanganan Bareskrim Polri dan sedang dilaporkan kepada Bawaslu. Sementara itu untuk menanggapi tudingan tersebut, Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia pun langsung mendatangi Rumah Polonia untuk memberi klarifikasi terkait dengan pemberitaan seputar adanya peretas yang melakukan manipulasi suara pada Pilpres 2014. Mereka mengungkapkan, tidak ada satu pun warga Korea Selatan yang ditahan berhubungan dengan kasus tersebut.
Post a Comment