Poempida
Hidayatulloh yang merupakan politisi dari Partai Golkar menilai bahwa pemecatan
terhadap dirinya dan kedua politisi lain yang berasal dari Golkar merupakan
sebuah keputusan yang tidak adil dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Oleh
sebab itu, ia menilai jika Partai Golkar justru lebih membela para kader yang
korup daripada kader yang bersikap kritis seperti dirinya. Ia pun melihat
adanya ketidakadilan karena banyak temannya yang mempunyai kasus hukum yang
sudah divonis secara hukum, yang sudah inkracht
dan membawa nama Golkar, namun tidak diberhentikan hingga sejauh ini. Sedangkan
dirinya sebagai anak muda yang kritis, karena hanya berbeda pendapat kemudian
langsung diberhentikan.
Poempida
Hidayatulloh yang merupakan juru bicara dari calon wakil presiden Jusuf Kalla
itu pun berpendapat bahwa pemecatan terhadap dirinya, Nusron Wahid, dan juga
Agus Gumiwang Kartasasmita terlalu berat. Oleh sebab itu, ia pun jadi
mempertanyakan soal prosedur pemecatannya yang tidak sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar. Salah satu anggota dari
Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat itu pun mengatakan, sebelumnya tidak ada
surat teguran atau klarifikasi terlebih dulu sebelum mereka resmi
diberhentikan.
Seperti
yang diketahui, Partai Golkar memutuskan untuk memecat tiga kader tersebut dari
keanggotaan di partainya dengan alasan tidak mematuhi keputusan partai untuk
mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden PrabowoSubianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden yang akan digelar pada tanggal 9
Juli 2014 mendatang. Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPP Partai Golkar
Mahyudin pun mengungkapkan jika ketiga kader yang dipecat tersebut ialah Ketua
DPP Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Bendahara DPP Golkar Nusron Wahid,
serta Poempida Hidayatulloh. Mereka merupakan anggota DPR dari Partai Golkar.
Mahyudin
menjelaskan, bahwa surat pemecatan itu sendiri sudah ditandatangani oleh Ketua
Umum Partai Golkar, yaitu Aburizal Bakrie dan Sekretaris Jenderal, Idrus
Marham. Selain ketiga kader tersebut, Partai Golkar juga menonaktifkan Ketua
DPD I Partai Golkar Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, yang juga menjabat
sebagai Gubernur Sulawesi Barat. Selain itu ia juga mengungkapkan, ada
kemungkinan surat tersebut akan beredar dalam waktu dekat ini.
Post a Comment