Agung Laksono berpendapat, sebaiknya Partai Golkar tidak
bersikap apriori meskipun sudah menjadi oposisi. Seperti yang diketahui, kemenangan
pasangan capres dan cawapres dengan nomor urut dua, yaitu Joko Widodo dan Jusuf
Kalla sebagai presiden serta wakil presiden terpilih menyebabkan kubu Partai
Golkar kembali mengalami gejolak. Partai Golkar sebelumnya memang sudah masuk
ke dalam koalisi permanen Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Akan tetapi,
sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono menilai seharusnya Partai
Golkar bisa mendukung pemerintahan baru. Agung pun menilai sebaiknya segenap jajaran
pengurus Partai Golkar mulai kembali memikirkan komitmen untuk tetap bergabung
pada koalisi Prabowo-Hatta yang bakal berada di luar pemerintahan. Sebab
menurut pendapat dirinya, menjadi oposisi akan membuat Partai Golkar bersikap
apriori.
Agung Laksono menjelaskan, jika Partai Golkar menjadi opsisi maka akan selalu
memiliki karakter yang apriori, sehingga apa pun yang sudah diputuskan dan
dirancang akan langsung ditolak. Menurut pendapatnya secara pribadi, Golkar tidak
harus menyatakan diri oposisi kemudian bersikap apriori, namun alangkah baiknya
jika Golkar ingin mendukung pemerintah baru dalam artian ikut serta mensukseskan
pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Agung
Laksono yang merupakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini pun
mengatakan, walaupun untuk ke depannya Partai Golkar akan bergabung ke dalam
pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, namun menurutnya Partai Golkar akan tetap
bersikap kritis. Meskipun ia menyadari jika dirinya memang tidak pada tempatnya
untuk mengajarkan Partai Golkar. Namun, memang perlu ada evaluasi untuk arah
koalisi yang bisa saja bergeser haluannya supaya menjadi lebih sesuai. Maka
dari itu, ia ingin berpikiran edukatif, tidak hanya emosional yang mutlak
mendukung sepenuhnya. Sebab menurut penilaiannya hal itu sangat tidak baik.
Seperti
yang diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan calon
presiden dan wakil presiden, Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil
presiden terpilih pada hari Selasa, 22 Juli 2014 lalu. Pasangan Jokowi-JK
mendapat suara 53,15 persen dan Prabowo-Hatta 46,84 persen. Sedangkan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa sudah menyatakan sikap untuk menolak hasil yang
ditetapkan oleh KPU tersebut.
Post a Comment