Louis van Gaal terapkan dua formasi yang berbeda
ketika The Red Devils berhasil dikalahkan Swansea City. Ya, skema permainan
tiga bek sejajar di dalam formasi 3-5-2 Louis van Gaal yang diterapkan olehnya
di Manchester United, rupanya tidak memberikan hasil yang manis. Hal itu
terbukti lantaran Manchester United kalah 2-1 atas Swansea City di laga pembuka Premier League pada musim
ini yang dilangsungkan di Old Trafford.
Louis van Gaal yang merupakan mantan pelatih tim nasional Belanda itu pun sempat mengubah formasinya menjadi 4-3-3 untuk menambah daya gedor tim, setelah tertinggal satu gol, lewat gol yang dilesakkan oleh Ki Sung Yeung. Walaupun sempat menyamakan kedudukan melalui gol Wayne Rooney, tapi klub yang sering disebut dengan julukan populer The Swans itu berhasil mengakhiri laga dengan meraih tiga poin melalui gol kemenangan Gylfi Sigurdsson.
Louis van Gaal mengambil keputusan untuk mengganti formasi di babak pertama. Pada pertandingan itu, Swansea memang bermain melebar, dan Manchester United harus memberikan tekanan di depan. Oleh sebab itu menurut penilaian Van Gaal, formasi 4-3-3 merupakan sistem yang paling baik untuk menekan. Pada awalnya, mereka sudah melakukannya dengan baik, dan sukses mencetak gol serta mempunyai kesempatan untuk membuat keadaan menjadi berbalik 2-1. Akan tetapi, rupanya kesempatan itu tidak cukup apabila para pemainnya tidak berhasil menciptakan gol.
Walaupun kalah pada pertandingan itu, tetapi Van Gaal dapat melihat jika Manchester United bisa bermain dengan kedua formasi tersebut, dan akan menerapkannya di musim ini. Di samping itu, ia pun menegaskan bahwa bermain dengan otak sebagai satu tim juga sangat dibutuhkan, daripada hanya berlari untuk mengejar bola saja. ia berpikiran, para pemain di dalam skuadnya dapat memainkan kedua sistem tersebut.
Louis van Gaal yang merupakan mantan pelatih tim nasional Belanda itu pun sempat mengubah formasinya menjadi 4-3-3 untuk menambah daya gedor tim, setelah tertinggal satu gol, lewat gol yang dilesakkan oleh Ki Sung Yeung. Walaupun sempat menyamakan kedudukan melalui gol Wayne Rooney, tapi klub yang sering disebut dengan julukan populer The Swans itu berhasil mengakhiri laga dengan meraih tiga poin melalui gol kemenangan Gylfi Sigurdsson.
Louis van Gaal mengambil keputusan untuk mengganti formasi di babak pertama. Pada pertandingan itu, Swansea memang bermain melebar, dan Manchester United harus memberikan tekanan di depan. Oleh sebab itu menurut penilaian Van Gaal, formasi 4-3-3 merupakan sistem yang paling baik untuk menekan. Pada awalnya, mereka sudah melakukannya dengan baik, dan sukses mencetak gol serta mempunyai kesempatan untuk membuat keadaan menjadi berbalik 2-1. Akan tetapi, rupanya kesempatan itu tidak cukup apabila para pemainnya tidak berhasil menciptakan gol.
Walaupun kalah pada pertandingan itu, tetapi Van Gaal dapat melihat jika Manchester United bisa bermain dengan kedua formasi tersebut, dan akan menerapkannya di musim ini. Di samping itu, ia pun menegaskan bahwa bermain dengan otak sebagai satu tim juga sangat dibutuhkan, daripada hanya berlari untuk mengejar bola saja. ia berpikiran, para pemain di dalam skuadnya dapat memainkan kedua sistem tersebut.
Louis van Gaal mengaku sudah melakukan penerapan dua
formasi tersebut dengan untuk meraih kemenangan, dan para pemain di skuad juga
sudah bekerja keras. Akan tetapi, mencapai level permainan terbaik adalah hal
yang berbeda, bukan hanya sekedar berlari saja tetapi juga menggunakan otak
Anda dan baru Anda bisa bermain sebagai sebuah tim yang solid.
Post a Comment